Diakui atau tidak, Indonesia
adalah negara Asia pertama yang berlaga di ajang Piala Dunia, tepatnya Piala
Dunia 1938 di Prancis.
Meski saat itu belum merdeka,
Indonesia mengusung nama Nederlandsche Indiesche atau Netherland East Indies
atau Hindia Belanda.
Panasnya keadaan di Eropa dan
sulitnya transportasi ke Prancis secara tak langsung memberikan keuntungan.
Jepang menolak hadir dan memberikan kesempatan bagi Hindia Belanda untuk tampil
mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Lalu Amerika Serikat yang jadi lawan
berikutnya menyerah tanpa bertanding.
Jadilah anak-anak Melayu ini
melenggang ke Prancis.
Pengiriman kesebelasan Hindia
Belanda bukannya tanpa hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie)
atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI yang
telah berdiri April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur
lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain mereka yang dikirimkan.
Namun, akhirnya kesebelasan
dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang
diakui FIFA.
Ditangani pelatih Johannes
Mastenbroek, pemain kesebelasan Hindia Belanda adalah mereka yang bekerja di
perusahaan-perusahaan Belanda.
Tercatat nama Bing Mo Heng
(kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans
Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermandji, Anwar Sutan, dan
kiri luar Nawir yang juga bertindak sebagai kapten.
Pada babak penyisihan, Hindia Belanda
langsung menghadapi tim tangguh, Hungaria, yang kemudian meraih posisi
runner-up.
Tak banyak informasi yang
didapatkan mengenai pertandingan di Stadion Velodrome Municipale, Reims, 5 Juni
1938, tersebut. Pada pertandingan yang disaksikan 9.000 penonton itu, Hindia
Belanda tak mampu berbuat banyak dan terpaksa pulang lebih cepat setelah
digilas 6-0.
Meski belum menggunakan bendera
Merah-Putih, inilah satu-satunya penampilan tim Melayu di Piala Dunia, hingga
sekarang! (Koran Tempo, 11 Mei 2006)
0 komentar:
Posting Komentar